#SIP Artificial Intelligent
Kecerdasan buatan
merupakan bidang ilmu komputer yang sangat penting di era kini dan masa akan
datang untuk mewujudkan sistem komputer yang cerdas. Kata “intelligence”
berasal dari bahasa latin “intelligo” yang berarti “saya paham”. Berarti dasar dari
intelligence ialah kemampuan untuk memahami dan melakukan aksi. Sebenarnya,
area kecerdasan buatan bermula dari kemunculan komputer sekitar tahun 1940 an. Meskipun
sejarah perkembangannya dapat dilacak sejak zaman Mesir kuno. Pada masa ini,
perhatian difokuskan pada kemampuan komputer mengerjakan sesuatu yang dapat
dilakukan oleh manusia.
McMulloh dan Pitts
pada tahun 1943 mengusulkan model sistematis bernama percepton dari neuron di dalam otak. Mereka juga menunjukkan
bagaimana neuron menjadi aktif seperti saklar off-on dan neuron tersebut mampu
belajar dan memberikan aksi berbeda terhadap waktu dari input yang diberikan. Sumbangan
terbesar dibidang AI diawali pada Paper Alan Turing, pada tahun 1950 yang
mencoba menjawab “Dapatkah komputer berfikir” dengan menciptakan mesin Turing.
Pada akhir 1955,
Newell dan Simon mengembangkan The Logic Theorist, program AI
pertama. Program ini merepresentasikan masalah sebagai model pohon, lalu
penyelesaiannya dengan memilih cabang yang akan menghasilkan kesimpulan
terbenar. Program ini berdampak
besar dan menjadi batu loncatan penting dalam mengembangkan bidang AI. Pada tahun
1956 John McCarthy dari Massacuhetts Institute of Technology dianggap sebagai
bapak AI, menyelenggarakan konferensi
untuk menarik para ahli komputer bertemu, dengan nama kegiatan “The Dartmouth
summer research project on artificial intelligent”.
Lalu, apa itu kecerdasan buatan (Atificial Intelligent) ?
Menurut Misky (dalam Kusrini, 2006) kecerdasan buatan
adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan suatu seperti
yang dilakukan oleh manusia.
Definisi lain diungkapkan oleh H. A. Simon (dalam
Kusrini, 2006) kecerdasan buatan merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan
instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal
yang dalam pandangan manusia adalah cerdas.
Rich dan Knight (dalam Kusrini, 2006) mendefinisikan
Kecerdasan Buatan (AI) sebagai sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer
melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.
Jadi, kecerdasan buatan adalah ilmu yang mempelajari
cara kerja komputer agar sesuai dengan apa yang diinginkan atau sesuai
kebutuhan manusia.
Kemudian, perbandingan Kecerdasan Buatan (AI) dengan
kognisi manusia adalah:
Kecerdasan
buatan lebih permanen, sedangkan kognisi manusia bersifat lebih reatif.
Kecerdasan
buatan memberikan kemudahan dalam duplikasi dan penyebaran.
Kecerdasan
buatan lebih konsisten dan teliti, dapat didokumentasikan.
Dapat
mengerjakan beberapa task dengan lebih cepat dan lebih baik dibanding manusia.
Kognisi manusia
dapat melakukan proses pembelajaran secara langsung, sementara AI harus
mendapatkan masukan berupa symbol dan representasi-representasi.
Kognisi manusia
menggunakan fokus yang luas sebagai referensi untuk pengambilan keputusan.
Sebaliknya, AI menggunakan fokus yang sempit.
Lalu apa hubungan kecerdasan buatan (AI) dengan
kognisi manusia?
Kecerdasan buatan diciptakan oleh manusia,
dioperasikan oleh manusia pula. Jadi, erat sekali hubungan kecerdasan buatan
(AI) dengan kognisi manusia. Manusia menciptakan kecerdasan buatan (AI)
disesuaikan dengan cara kerja otak manusia, namun AI membutuhkan perintah dari
manusia terlebih dahulu untuk melaksanakan tugasnya, berbeda dengan kerja otak
manusia yang sudah disebutkan dalam perbandingan AI dengan kognisi manusia di
atas.
Budiharto, Widodo. 2012. Kecerdasan Buatan, Kini
dan Akan Datang. Binus University.
Kusrini. 2006. Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Komentar
Posting Komentar