Morning Sickness

Sumber: https://pixabay.com/photos/loo-toilet-smiley-puke-toilet-hug-3301142/



Menurut sebuah artikel theAsianparent Indonesiamorning sickness terjadi pada 89% ibu hamil. Namanya morning sickness tapi nyatanya tidak hanya terjadi dipagi hari aja loh. Contohnya saya sendiri. Saya memiliki pengalaman morning sickness yang menurut saya berat.

Saya mulai hamil pada November 2019, happy banget baru dua bulan menikah langsung dipercaya Tuhan memiliki anak. Bulan pertama masih oke. Apa saja saya makan. Sampai pada saat itu berat badan bertambah 5 kg dalam satu bulan. 

Memasuki bulan ke dua, tanda-tanda cantik nan indah mulai terasa. Perut mual ditambah badan terasa lemas. Kebetulan kantor tempat saya bekerja hanya 4 km dari rumah. Bukannya makin rajin bekerja saya malah mulai rajin izin pulang karena merasa tidak kuat mondar-mandir toilet untuk muntah, ditambah aroma toilet yang membuat mual saya makin terasa indah.

Makin hari frekuensi mual saya semakin parah. Makin sering tidak masuk kerja, makan susah, makin lemas, muka pucat, kulit kering, sampai berat badan turun 8 kg. Bayangin deh naik nya 5 kg turunnya 8 kg. Kira-kira waktu itu berat saya 48 kg jadi 40 kg. Indahnya masa-masa kehamilan trimester satu.

Januari 2020 dengan berat hati, demi buah hati dan kesadaran diri, saya memutuskan untuk resign kerja. Kenapa? Karena saya sempat mengalami flek dua kali walaupun tidak berdampak buruk bagi saya dan janin, ditambah frekuensi muntah yang sangat sering. Sampai pernah saya muntah di jaket abang ojek online saat izin pulang kerja, hehe. Maaf ya bang.

Teman menyarankan untuk mencoba mengkonsumsi makanan asam untuk mengurangi mual. Saya coba membeli jambu air dan sambal rujak. Rasanya seperti makanan terenak yang pernah saya makan selama hamil. Namun, keesokannya keadaan saya justru memburuk. Muntah semakin sering ditambah demam 38 derajat celsius. Saya langsung buru-buru ke bidan sama suami tercinta. Di perjalanan tidak lupa untuk berhenti di pinggir jalan, buat apa? Saya muntah-muntah terus tidak bisa berhenti. Sampai di klinik saya di cek dan disarankan untuk dirawat karna keadaan saya yang buruk. Saya dirawat tiga hari. Kondisi membaik saat tubuh saya diberi cairan infus. Makan lumayan enak, badan segar, dan wajah yang sudah tidak pucat. 

Memasuki trimester dua, kondisi saya dari hari ke hari menunjukkan perkembangan yang baik. Makan mulai enak, bisa mengerjakan pekerjaan rumah walaupun hanya menjemur cucian dan masak sedikit buat suami. Bulan ke 9 berat badan saya menjadi 51 kg setelah sebelumnya 40 kg. Anak saya terlahir sehat secara normal dengan berat 2,5 kg dan panjang 48 cm.

Saya mengalami morning sickness di trimester pertama, namun tidak semua ibu hamil mengalaminya juga loh. Ada yang mengalami morning sickness di trimester ketiga, ada juga yang mengalaminya dari trimester pertama hingga trimester ketiga. Morning sickness di awal kehamilan terjadi karena tubuh perlu beradaptasi dengan kinerja hormon yang meningkat. Peningkatan hormon estrogen pada bumil bisa naik 100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil. Itulah yang dipercaya menyebabnya rasa mual pada ibu hamil.

Menurut artikel theAsianparent Indonesia, meskipun morning sickness terasa begitu berat, peneliti menemukan bahwa ibu hamil yang mengalaminya tidak memiliki resiko melahirkan bayi secara prematur atau cacat. Walaupun begitu, ibu hamil yang tidak mengalami morning sickness bukan berarti akan mengalami hal buruk seperti di atas loh. 

Artikel theAsianparent Indonesia juga mengemukakan penelitian lain di Inggris bahwa ibu hamil yang mengalami morning sickness kurang beresiko mengalami keguguran dan memiliki peluang melahirkan bayi yang sehat. Berdasarkan penelitian di Kanada, bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami morning sickness memiliki skor IQ lebih tinggi saat berusia 3 sampai 7 tahun. 

Menurut saya, mual dan muntah adalah hal yang wajar dialami oleh ibu hamil. Beruntung sekali ibu hamil yang melewati masa kehamilan tanpa morning sickness. Morning sickness biasanya akan semakin parah jika perut kosong. Bidan di klinik tempat saya kontrol kehamilan menganjurkan untuk sering makan dalam porsi kecil namun sering. Morning sickness berbahaya jika terjadi mual dan muntah sangat parah hingga menyebabkan ibu dan janin kekurangan nutrisi seperti yang saya alami. Ibu hamil dianjurkan segera mengunjungi bidan atau dokter jika mengalami muntah terus menerus, disertai darah, badan terasa lemas, demam atau sakit pada perut. 

Jadi para bumil, tetap jaga kesehatan dan diperhatikan ya kondisi ibu serta janin. Jangan ragu ke bidan atau dokter jika bumil merasa tergangu dengan apa yang bunda rasakan ya.



Referensi:

https://id.theasianparent.com/

https://id.theasianparent.com/morning-sickness-untuk-bayi-anda

https://id.theasianparent.com/morning-sickness-mengandung-anak-cerdas


Komentar

Postingan populer dari blog ini

#SIP Sistem Informasi Berbasis Komputer (CBIS)

#SIP Software Pengolah Database

#SIP Arsitektur Komputer & Struktur Kognisi Manusia